Cahaya Bintang Setelah Hujan

(Kisah kami para pemanfaat KIP -K)

Kisah ini berawal dari kami para pemuda dan pemudi Katolik yang mempunyai mimpi untuk berperan dan ambil bagian dalam mencerdaskan generasi bangsa. Melihat bagaimana negeri ini yang sangat membutuhkan tenaga-tenaga pendidik nurani kami terpanggil untuk bisa ambil bagian dalam tugas pewartaan itu. Misi kami bertolak dari semangat Kristus sang Guru sejati “Mewartakan kabar sukacita hingga ke seluruh dunia” sungguh mulia niat itu. Kami pun mulai menyusun rencana bagaimana cara agar niat itu tercapai. Perguruan tinggi adalah salah satu jalan untuk bisa sampai di tujuan itu “menjadi pendidik”. STIPAS Tahasak Danum Pambelum adalah Perguruan Tinggi yang menjadi tempat bagi kami untuk mematangkan kompetensi, meningkatkan soft skill, dan mempersiapkan diri untuk mengabdi pada tugas itu. Tapi seperti hujan yang datang tiba-tiba saat kami hendak berangkat sekolah, seperti itulah kurang lebih prosesnya. Ternyata tidak semulus yang ada di ekspektasi kami. Tidak sedikit dari kami yang terhalang biaya untuk bisa lanjut pendidikan tinggi. Belum lagi beberapa orang tua yang latar pendidikannya kurang sehingga kurang mendukung dan peduli pada mimpi dan cita-cita kami. Seperti tanah di lereng yang tanpa penahan ketika hujan lebat ia runtuh perlahan.

Namun ada kabar sejuk yang membuat kami kembali bangkit untuk bermimpi dan semangat membara yang menghangatkan jiwa kami. Panggilan dari nurani membuat kami sadar akan hidup kami yang tidak lepas dari campur tangan Sang Pencipta. Jika itu rencana-Nya pasti Ia akan membimbing dan menyiapkan segala jalan bagi kami. KIPK (Kartu Indonesia Pintar Kuliah), inilah secercah harapan yang dikirim Tuhan untuk memberi kami harapan dan penghiburan. Namun badai yang berlalu-lalang itu kembali menerpa kami, lagi-lagi prosesnya tidak mulus banyak kendala dari pengurangan kuota, beberapa teman kami memiliki masalah dengan berkas dan data mereka.

Rasanya pusing dan was-was, beberapa dari kami pun sudah hampir menyerah, “jika saya tidak mendapat kuota sepertinya saya akan pulang” itu adalah kata-kata yang membuat sebagian besar dari kami sadar bahwa ilmu itu mahal. Meski pada realitanya di Indonesia peran guru tidak lagi terlalu dihargai, gaji kecil, resiko besar, bahkan segala tindakan guru yang berniat baik malah menjadi sumber masalah yang terjerumus pada hukum. Tapi kami adalah bagian kecil yang percaya bahwa ini merupakan tugas demi kecerdasan generasi bangsa, meski resikonya besar tekad dan niat baik kami jauh lebih besar. “Guru yang baik’’ itu selalu menjadi penyemangat dan alasan kami terus bertahan.

O iya kembali lagi pada proses KIP K, dari awal mengurus berkas butuh kurang lebih 4 bulan lamanya hingga dana itu cair. Jika begitu bagaimana biaya pendaftaran dan semester? Tentu orang tua kami pun berperan besar, mereka berjuang keras untuk mendanai sambil menunggu kabar kuota KIP K, hingga KIP K cair, bahkan ada yang sampai mencari pinjaman. Harapan kami pada KIP K adalah bisa mengurangi beban orang tua kami, semoga tidak malah memberatkan. Dan kabar baik yang kami terima adalah kami satu angkatan seluruhnya mendapat kuota KIP K. Tentu kabar baik ini sangat kami harapkan, selain dari senang kami pun sadar bahwa akan ada tanggung jawab besar yang kami pikul untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah kami terima. Dibalik kami yang bersusah hati ada staff kampus yang juga tertatih-tatih berjuang membantu kami, dari pengajuan, pengurusan data, serta mempersiapkan berkas yang kami perlukan untuk proses itu. Mereka dengan setia dan tulus membantu kami. Dari kami yang muram hingga tersenyum tak karuan. Seperti biasanya ini bukanlah akhir melainkan awal dari perjalanan mimpi kami menjadi kenyataan. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami para mahasiswa/i STIPAS Tahasak Danum Pambelum Palangka Raya angkatan tahun 2025. Kami tersenyum seperti cahaya bintang yang bersinar terang sehabis hujan tulus, tenang, dan penuh harapan. Terimakasih untuk Bimas Katolik PUSPENMA Kementerian Agama Republik Indonesia dan Bank Penyalur Bank Mandiri CP. Pasar Kahayan Palangkaraya yang melayani dengan prima.

“Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan.”
Tan Malaka

Penulis : Jeremy (mahasiswa semester 1 & penerima manfaat KIP -K)