PALANGKA RAYA – Sekolah Tinggi Pastoral (STIPAS) Tahasak Pambelum menggelar wisuda bagi mahasiswa Pengajaran Agama Katolik dinyatakan lulus dan mengikuti kegiatan sidang senat terbuka wisuda sarjana
Ketua STIPAS Tahasak Danum Pambelum RD Fransiskus Janu Hamu menyampaikan, gelar sarjan yang diraih, bukanlah selembar ijazah, ataupun tambahan gelar didepan nama. Melainkan amanah, dan tanggung jawab ebsar dihadapan Tuhan, gereja, masyarakat, dan negara. RD Fransiskus Janu Hamu melanjutkan, nama STIPAS Tahasak Danum Pambelum memiliki makna yang sangat dalam. Tahasak Danum Pambelum dalam bahasa Dayak berarti Air Kehidupan. Filosofis ini mengandung makna membawa perubahan positif ditengah masyarakat, yang dinamis dan penuh tantangan. “Seperti air yang mencari jalan mengalir, demikian pula anda semua untuk senantiasa proaktif, dan kreatif dalam menghadapi berbagai situasi. Jangan pernah menyerah pada hambatan, teruslah mencari cara untuk maju, dan berkembang. Pendidikan yang didapatkan di STIPAS Tahasak Danum Pembelum ini menjadi kekuatan yang membentuk, dan mengubah lingkungan anda dan sekitar menjadi lebih baik,” kata RD Fransiskus Janu Hamu, Sabtu (19/10) di Palangka Raya. Menurut RD Fransiskus Janu Hamu, air adalah sumber kehidupan, yang artinya sebagai sarjana Katolik dipanggil untuk menjadi sumber kehidupan bagi sesama. Bawalah kesegaran iman, harapan, dan kasih kemanapun melangkah. Jadilah oase ditengah padang gurun, memberikan kesejukan, dan kekuatan bagi mereka yang lemah dan putus asa. RD Fransiskus Janu Hamu berpesan, perubahan zaman yang begitu cepat, peran sebagai sarjana katolik menjadi sangat krusial. Anda dipanggil untuk menjadi jembatan, antara tradiri dan modernitas, antara iman dan pengetahuan, antara nilai-nilai luhur dan tuntutan zaman. RD Fransiskus Janu Hamu meminta, jangan pernah berhenti belajar, dan mengasah pikirna. Dunia terus berubah, dan pengetahuan yang dimiliki hari ini, mungkin akan usang dalam beberapa waktu kedepan. Tidak itu saja, dunia yang semakin terfragmentasi dan individualistis, kemampuan untuk memahami, dan mengelola emosi serta empati menjadi sangat penting. “Anda semua akan memasuki dunia yang penuh tantangan, dan peluang. Ada sejumlah hal yang dapat menjadi bekal dalam perjelanan kedepan. Pertama jadilah agen perubahan, kemudian bangunlah jembatan bukan tembok, jadilah pemimpin yang melayani, jadilah saksi Krtistus dalam kata dan perbuatan, teruslah berionovasi dan beradaptasi,” kata RD Fransiskus Janu Hamu. RD Fransiskus Janu Hamu mengungkapkan, bekal yang juga tidak kalah penting adalah peliharalah keseimbangan hidup, jadilah agen rekonsiliasi dan penyembuhan, jadilah penjaga ciptaan, dan jadilah pembelajar seumur hidup. ded