ABSTRAK
MASIATY. IK 2010 026. Makna Ritus Nahunan Suku Dayak Ngaju Daerah Aliran Sungai Kahayan dan Relevansinya Dengan Sakramen Baptis Dalam Gereja Katolik. Jurusan Kateketik Pastoral. Sekolah Tinggi Pastoral Tahasak Danum Pambelum Keuskupan Palangka Raya. Pembimbing I: P. Fransiskus Janu Hamu, Pr, SS, M.Sc. Ed
Penulisan skripsi ini bertolak dari permasalahan yang dihadapi umat, berkaitan dengan keterlibatan umat dalam kehidupan mengereja, bahwa hal yang masih membudaya dalam diri orang Dayak Ngaju, beranggapan segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan rohani dan urusan Gereja adalah tanggung jawab pekerja pastoral saja. Hal ini terjadi karena kurang memaknai sakramen baptis yang mereka terima. Untuk itu, selain permasalahan dan tujuan penulisan skripsi yang dipaparkan, beberapa teori yang mendasari studi ini juga dikaji. Teori-teori ini tentunya berkaitan dengan perlunya katekese dan pembinaan secara maksimal sebelum menerima sakramen baptis serta pembinaan lanjutan (mistagogi) setelah menerima sakramen baptis. Sehingga dapat menghantar umat memahami akan makna dari sakramen baptis yang mereka terima, berkaitan dengan perkembangan iman umat.
Skripsi dengan judul “MAKNA RITUS NAHUNAN SUKU DAYAK NGAJU DAERAH ALIRAN SUNGAI KAHAYAN DAN RELEVANSINYA DENGAN SAKRAMEN BAPTIS DALAM GEREJA KATOLIK” bertujuan untuk membantu umat Katolik yang berkebudayaan Dayak Ngaju dalam memaknai sakramen baptis bagi perkembangan imannya. Selain itu, menjadi sebuah sumbangan bagi para petugas pastoral yang berkarya di wilayah paroki santo Arnoldus Janssen Kuala Kurun agar mereka menjadi tahu akan sebuah tradisi atau kebiasaan setempat dan dapat melakukan terobosan baru sebagai salah satu strategi berpastoral yaitu berinkulturasi dengan budaya setempat sehingga mudah dipahami, diterima, dan dapat mengantar mereka semakin beriman Katolik dan menghargai warisan budaya para leluhurnya untuk tetap melestarikannya.
Dalam rangka analisis masalah penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif dan dalam mengembangkan penulisan ini juga penulis menggunakan metode Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, yaitu metode yang berangkat dari ilmu-ilmu perilaku sosial termasuk antropologi yang percaya bahwa kebenaran sifatya dinamis. Dengan metode kualitatif bersifat deskriptif ini penulis berusaha menganalisis dan memaknai pengalaman personal informan dalam kaitan dengan makna dari sakramen baptis yang mereka terima. pengumpulan data ini dengan tehnik wawancara dan dianalisis dengan Pola analisisis deskriptif.
Dalam penelitian ini, penulis menemukan bahwa sebagian besar umat yang tinggal di Paroki Santo Arnoldus Janssen Kuala Kurun sudah memahami makna dari sakramen baptis yang mereka terima. Namun dalam kenyataan yang terjadi mereka tidak mengerti akan tanggung jawab terhadap hidup dan iman mereka sendiri. hal ini dapat di lihat dari keikutsertaan mereka dalam kehidupan mengereja. Umat beranggapan bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan mengereja adalah tugas pekerja pastoral, dari keluhan yang disampaikan oleh para informan dapat diketahui bahwa umat masih belum memahami akan makna dari sakramen baptis yang mereka terima. dari studi ini penulis dapat melihat bahwa begitu pentingnya pembinaan bagi orang yang akan menerima sakramen baptis agar iman mereka sungguh mengakar dalam hidupnya. Agar umat tidak merasa bosan dan jenuh, dapat melalui katekese yang menarik agar menyentuh iman mereka atau disampaikan melalui kotbah pada hari minggu. Keluhan-keluhan umat yang disampaikan dari hasil wawancara, menjadi salah satu acuan bagi para petugas pastoral untuk membuat terobosan baru, berkaitan dengan tekhnik pastoral berinkulturasi melalui budaya setempat sehingga umat sunggguh mengerti dan memahami ajaran iman Katolik dengan terang iman.