ABSTRAK
Febriliana Idang Ulan Liah. IK. 2010. 013. 2014. Keterlibatan Kaum Awam Dalam Pengembangan Karya Pastoral Bagi Masyarakat Dayak Di Paroki Keluarga Suci Tering. Skripsi. Program Pengajaran Agama Katolik Di
Sekolah. Jurusan Pastoral Kateketik. Sekolah Tinggi Pastoral “Tahasak Danum Pambelum” Keuskupan Palangka Raya. Pembimbing : (1) Wilhelmus Y. Ndoa, M.Pd Kaum awam sebagai sasaran pelayanan pastoral sekaligus sebagai pelaksana pelayanan pastoral. Dengan kata lain, kaum awam dituntut terlibat dalam karya pastoral Gereja. Karya pastoral Gereja di paroki Keluarga Suci Tering juga melibatkan kaum awam dalam pelaksanaannya. Pelayanan pastoral yang diberikan oleh kaum awam dinilai lebih tepat dan mengena dikarenakan kondisi sosial budaya masyarakat Dayak Bahau di paroki tersebut. Melihat kenyataan dalam dunia dewasa ini khususnya di paroki Keluarga Suci Tering, cenderung umat Katolik sekarang lebih suka mendengar daripada terlibat aktif dalam karya pastoral. Pola pikir mereka seolah terprogram, yaitu mereka beranggapan bahwa yang betugas dalam pelayanan pastoral dan pengembangannya adalah para kaum berjubah yaitu pastor, suster, bruder, dan juga dilibatkan pada para katekis. Umat lebih memposisikan diri sebagai orangyang dilayani dan bukan untuk melayani. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui keterlibatan kaum awam di Paroki Keluarga Suci Tering dalam karya pastoral, untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan kaum awam dalam karya pastoral di Paroki Keluarga Suci Tering, untuk menemukan cara mengaktifkan kaum awam dalam karya pastoral di Paroki Keluarga Suci Tering, dan untuk menemukan implikasi dari penelitian ini bagi perkembangan karya pastoral di paroki Keluarga Suci Tering. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan bersama informan, maka
penulis dapat menyimpulkan hasil dari proses wawancara yaitu kaum awam memposisikan diri sebagai pendengar bukan pelaku, adanya beberapa faktor penyebab kaum awam tidak terlibat dalam karya pastoral, seperti kurangnya kesadaran diri, masalah perkawinan, masalah ekonomi, dan kurangnya pengetahuan iman.